Jumat, 21 Oktober 2011

Langkah Untuk Berubah

Setiap perubahan pasti butuh waktu
Agar semuanya lebih baik
Dan terlihat sempurna
Meski kadang dibilang terlambat
Dan kita tak tahu
Kapan tepatnya semuanya benar- benar berubah
Tapi langkah tetap harus berpacu
Ya.. meski kita tidak tahu
Apakah waktu masih menyertai
Saat perubahan benar- benar terlalui
Tapi tentu akan sangat mulia
Jika mati membawa semangat perjuangan akan perubahan
Daripada duduk berpangku
Lalu mati
Lantas hilang diterbangkan angin
Tak berbekas

Rutin Temu

Aku menunggu kau untuk berhenti
Tapi tiap waktu kau selalu menemuiku
Dulu aku menikmati saat ini
Saat santai dan terlepas bebas
Tapi kini sungguh ku akui
Engkau sumber masa jenuhku
Terikat pada kesia- siaan waktu yang terbuang
Aku tahu kau akan kembali
Dan menunggu untuk datang lagi
Terkadang aku juga merasa rindu
Tapi sungguh..
Kini aku berharap kau kembali ...

Untuk Sahabat

Sahabat, tahukah engkau?
Engkau adalah warna dalam hariku
Menemaniku melewati hari- hari
Meski hati dirundung duka sekalipun

Maafkan aku sahabat!
Jika dipertengahan perjalanan kita
Aku selalu begini
Mengacuhkanmu dan hilang kendali

Pahamilah aku sahabat!
Karena baru aku tahu
Aku selalu punya dunia di hatiku
Lali asyik sendiri
Sehingga jarak kita mulai renggang dan menjauh

Sahabat, tahukah engkau?
Hatiku kini hampa dan hilang
Tanpa kamu disisi, tanpa senyummu yang mengisi
Serasa ingin ku masuki lorong waktu
Dan ku benahi semua perkara
Yang telah terjadi dan berlalu

Untuk sahabatku tercinta
Yang disisi dan yang telah pergi
Aku hanya ngin berkata sesuatu
Bahwa aku sangat rindu
Akan semua waktu yang seharusnya terlalui bersama

Sabtu, 15 Oktober 2011

Pemerintahan Negara Indonesia Pasca Reformasi dalam Persfektif Pancasila

        Pemerintahan reformasi berawal dari jatuhnya kepemimpinan orde baru yaitu masa kepresidenan Soeharto. Setelah itu digantikan oleh BJ. Habibi, H.Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarno Putri, lalu Susilo Bambang Yudoyono yang menjabat dua periode kepresidenan.
       Sejak dahulu, bangsa Indonesia sudah memegang teguh ideologi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Namun baru pada tanggal 18 Agustus 1945, Indonesia meresmikan bahwa ideologi Pancasila dijadikan panutan sebagai Ideologi negara.
      Namun seiring bertambahnya usia kemerdekaan, nilai- nilai luhur Pancasila mulai luntur. Warga Indonesia mulai enggan melirik Pancasila sebagai falsafah hidupnya. Tentu hal ini sangat memprihatinkan melihat Indonesia terus mengagung- agungkan Pancasila sebagai ideologi terbaik, tapi kenyataannya tak ada pengamalan.
       PANCASILA
1. Ketuhanan yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
        Ketuhanan yang Maha Esa. Rupanya banyak warga Indonesia yang mulai menganggap aspek ketuhanan tidak penting lagi dalam hidupnya. Terbukti semakin kesini banyak WNI yang menganut ajaran atheis atau tak beragama. Jelas hal ini sangat tidak sesuai dengan sila pertama. Pemerintah jangan tinggal diam saja menanggapinya. Masyarakat harus gencar diberi penyuluhan bahwa aspek keagamaan sangat dibutuhkan dalam kehidupannya sehari- hari.
      Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sebenarnya untuk sila ini, Indonesia masih belum bisa merealisasikannya. Contohnya praktek Nepotisme. Sampai sekarangpun Nepotisme masih dilestarikan di Indonesia. Hali ini tentu saja tak bisa disangkal oleh siapapun. Coba lihat ke perusahaan atau instansi pemerintah, seseorang yang punya koneksi di lembaga itu akan sangat mudah mendapat kerja dibanding dengan seseorang yang melamar kerja seorang diri dan tanpa koneksi. Sungguh, keadilan tak tergambar sama sekali disini.
      Persatuan Indonesia. Agaknya persatuan Indonesia tak bertambah erat meski sudah 56 tahun meneguk kemerdekan. Perpecahan mulai menampakan diri secara terang- terangan di tubuh nusantara. Contoh terbaru yaitu konflik Ambonpada ahad, 11 september 2011. Konflik yang dipicu SMS provokator yang isinya seorang tukang ojeg bernama Darfing Saiman mati dibunuh ketika mengantar seorang penumpang pada sabtu malam. Sebuah konflik yang dipicu hal sepele ini mampu memnghasilkan pertikaian yang memakan korban. Sungguh, persatuan tak tersirat sedikitpun. Malahan Ambon pernah dipicu konflik pada januari 1999. Kita sebagai warga Indonesia ternyata harus berintrofeksi diri menyadari kesalahan dan meningkatkan persatuan sebagai sebuah kesatuan agar negara tercinta ini tetap ada dan semakin berjaya.
        Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Bijaksana bukan berarti semua aspek harus dapat perlakuan sama rata, tapi arti kebijaksanaan yang sebenarnya adalah menempatkan diri sesuai dengan tempatnya / memperlakukan sesuatu dengan semestinya ia diperlakukan.
      Sila yang ke-4 ini jelas menyuratkan bahwa rakyat Indonesia harus dipimpin oleh pemimpin yang bijaksana. Dan untuk menghasilkan kesejahteraan rakyat, pemimpin harus bermusyawarah dengan perwakilan rakyat untuk menghasilkan mufakat keputusan yang tentunya bermanfaat untuk kehidupan bangsa.
      Tapi masalahnya sekarang adalah tidak adanya niat bakti tulus dari sebagian besar para tetinggi negara. Tentu saja fakta ini membawa keterpurukan Indonesia semakin dalam lagi. Karena sekarang para tetinggi negara yang tugasnya memperjuangkan aspirasi rakyat malah memperjuangkan kesenangannya sendiri.
      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Jelas bercermin dari keadaan sila ke-4 yang tak terealisasikan, sila ke-5 pun tak bisa ditegakkan. Bagaimana keadilan bisa terwujud jika rakyat tidak dipimpin secara adil?
Memang majunya sebuah negara akan terjadi jika ada hubungan kerjasama antara pemerintah dan rakyat dalam membangun negara. Kita sebagai rakyat tentu tak punya hak untuk menyalahkan pemerintah secara terus- menerus, kita sebagai rakyat juga harus ikut berjuang menegakan keadilan. Tapi langkah baiknya jika hati para tetinggi negara luluh melihat kondisi negara yang hampir ambruk, karena keadilan akan berkembang pesat jika mereka ikut bekerja sama.

Sabtu, 08 Oktober 2011

miriss

hari minggu,, orang pada nyantaii,, aku mesti berangkat ke kuliah. jam 7 pagi pula.. awalnya aku udah semangat banget,, mandi subuh2, dandan yang cantik,, terus jam setengah 7 udah nangkring nungguangkutan umum..
nasib sialnya,, angkotnya gak nongol2.. udah nunggu setengah jam lagi..
akhirnya aku nyerah lalu mutusin nati aja masuk pas jam ke.2
setengah sembilan aku udah stand by lagi di tempat tadi, nunggu kereta besi datang menjemput..
heuh!! akhirnya datang juga yang ditunggu.. tapi sialnya aku malah masuk jurusan salah,, harusnya jurusan yang ke kota, aku malah jurusan yang ke kampung..
alamak!! aku dibawa jalan2 .. udah kesiangan, hati dongkol.. nyampe di kampus dosen mata.kull ke 2 udah masuk sejam yang lalu.. nasib!!  akhirnya bolos lagi.. hah!!

Jumat, 07 Oktober 2011

Amarah

Satu hal yang membuat orang yang sedang marah terlihat konyol
Dia tidak bisa mengontrol hatinya, emosinya
Apa yang mau dilakukannya luluh lantak diterkam geloranya
Makanya hampir tak ada orang yang marah terlihat elegan,
Bukan begitu?
Akhirnya dia hanya mampu terdiam lemas
Lalu menangis menyesali
Tapi sejauh dia meronta dan berontak
Angin- angin semilir tetap berhembus melewatinya
kasihan!!

Sedikit Ulasan Tentang Amarah

Jelas aku merasa kecewa
Tapi aku tak mampu melampiaskan semua amarahku
Semua gejolak yang merampas ketenangan hatiku
Baiklah, kamu pasti tertawa lagi
Melihatku kembali melunak dan tersenyum
Karena kamu sudah tahu tabiatku
Yang tak bisa mempertahabkan kebencian lebih lama dari kebanyakan sebntar orang- orang
Aku sudah tahu bagaimana pikirmu tentangku
Tak ada gunanya mencari perkara denganku kan?
Semuanya takan berbalas sempurna seperti yang kau mau
Jadi sekarang mesti gimana sikapku?
Berlarut- larut membencimu?
Agar kamu tak lakukan hal serupa itu lagi?
Agar kamu sadar betapa kau sudah menyakiti hatiku?
Baiklah, meski pikirmu tak berjalan seiring dengan langkahku
Aku akan tetap berjalan ditempat biasaku
Mengabaikanmu yang tetap hadir disampingku